Pahala, Musibah, Penyakit,
Kegundahan Hati Sebagai Penghapus Dosa
Allah swt juga berfirman :
Sungguh amal pahala itu menghapus dosa dosa (QS Hud 114)maka musibah atas dosa
di dunia, atau di alam barzakh, atau di akhirat, adalah bagi mereka yg belum
bertobat atas dosanya pada Allah.
ketahuilah tiada yg lebih
mncintai kita melebihi Allah swt, hanya Dialah swt yg mengasuh kita dengan
sabar mulai kita di alam rahim, lalu lahir dan mewakilkan kasih sayang Nya
kepada ibunda kita, Dia swt terus mengasuh kita, jika dosa bertumpuk maka Dia
swt menaruhkan penyucinya yaitu musibah, penyakit, gundah, dll yg kesemuanya
itu penghapus dosa sebagaimana belasan hadits shahih riwayat Imam Bukhari dalam
shahih nya dan Imam Muslim dalam shahihnya, bahwa semua musibah bahkan
kegundahan hatipun merupakan penghapusan dosa.Lihatlah bagaimana Allah swt
membayar semua kesedihan kita dengan penghapusan dosa, Dia tak menyisakan
sesuatu yg tidak kita sukaipun kecuali diberi Nya ganti yg termahal, yaitu
menghapus dosa, agar hamba Nya bisa menikmati sorga Nya yg abadi kelak.lalu Dia
Allah swt melihat kita yg lemah dan malas malasan beribadah, maka Dia swt
memanjakan kita dengan mengganjar setiap pahala menjadi 10 X lipatnya, dan
setiap dosa hanya ditulis 1 dosa.
Lalu Dia Allah swt
bersabar menahan diri dari kejahatan kita kepada Nya, Dia Allah swt terus
mengharap cinta kita yg tak kunjung datang pada Nya swt..
ketika seorang hamba
shalat lalu dalam shalatnya ia berpaling/melirik sesuatu, maka Allah swt
berkata : “kau palingkan pada siapa pandanganmu wahai hamba Ku..?,
demikian cemburunya Allah
swt kepada kita, Dia Allah swt terus bersabar pada perbuatan kita yg tidak
pernah perduli pada perasaan Nya, dan tak pernah mau merindukan Nya,
Rasul saw bersabda : Tiada
yg lebih sabar dan baik dari Allah, difitnah, didustakan, dan dikatakan
mempunyai anak, namun Dia swt masih memberi rizki dan tidak merenggut anugerah
Nya pada mereka,
hingga ketika datang hari
kiamat, Allah menyeru hamba hamba Nya sebagaimna dijelaskan pada surat Al
Infithar : “Wahai Hamba hamba Ku, apa yg membuat kaliang meninggalkan Tuhanmu
yg Pemurah?, yg menciptamu dan memberi tubuh?…”
nah…, ketika seseorang
mempunyai kebutuhan, yg tentunya tak ada artinya disisi Allah, maka sering
Allah swt cemburu, mengapa hamba Ku tak ingin dekat pada Ku?, mengapa hamba Ku
tak meminta agar didekatkan pada Ku?, maka ketika sangat dahsyatnya hamba Nya
memaksa dan meminta dengan shalat hajat dlsb, maka Allah swt semakin tak ingin
memberi, seakan akan berkata : “betapa hebatnya semangat dan cintamu pada
hajatmu itu, dan teruslah kau tak terlintas untuk menjawab cinta Ku..?,
(Sumber)
musibah musibah adalah
merupakan rahmat Nya swt, sebagaimana sabda nabi saw bahwa setiap musibah bagi
ummat beliau saw adalah penghapusan dosa, maka bertanya Aisyah ra : “wahai
Rasulullah.., jika semua musibah adalah menghapus dosa, apakah seorang tertusuk
duri juga ada penghapusan dosanya?, maka rasul saw menjawab : Betul, bahkan
kegundahan hati pun merupakan penghapusan dosa. (shahih Bukhari)saudariku,
tenanglah, sungguh kehidupan ini sementara, tak ada musibah yg abadi, dan tak
ada kenikmatan dunia yg abadi pula.sungguh Allah membayar setiap kesusahan dg
limpahan anugerah berlipat ganda, sebagaimana sabda Nabi saw : “Barangsiapa yg
wafat 3 anaknya, maka Allah haramkan orang tuanya dari neraka”, maka para nisa
bertanya : bagaimana kalau dua?, maka Rasul saw menjawab : “bahkan dua pun
demikian”, (Shahih Bukhari).
maka jelaslah sudah
bagaimana Allah tak membiarkan kesedihan yg menimpa hamba Nya lewat begitu
saja, namun duka mereka diganjar dg anugerah anugerah agung..
tiada artinya kesedihan
ditinggal wafat dua orang anak, dibanding kebahagiaan tiada tara nan abadi.
demikian pula kesedihan
kesedihan lainnya.. dan Allah itu sangat dekat pada hamba hamba Nya yg sedang
dalam kesedihan dan duka.
saudariku, larilah kepada
Allah..
diriwayatkan bahwa seorang
pendosa yg diusir dari kampungnya di masa Nabi Musa as, maka ia dibuang ke
padang tandus seorang diri, dimusuhi oleh seluruh keluarga dan temanya..
ia roboh dan menangis
kepada Allah dan berdoa : “Wahai Tuhanku, aku sudah dipisahkan dari seluruh
keluarga dan kekasih, bahkan anak anakku pun tak lagi mau mengakui aku sebagai
ayahnya.., maka tinggallah Engkau wahai Tuhanku.. jangan tinggalkan aku.. aku
bertobat dari segala dosa ini..
maka iapun wafat..
lalu Allah memerintahkan
Musa as untuk keluar bersama seluruh masyarakat untuk menguburkan jenazahnya.,
dan Allah memuliakan hamba Nya itu dengan menjadikannya wali Allah, Musa as
bertanya bahwa bukankah hamba itu hanya pendosa yg selalu bermaksiat?, maka
Allah menjawab : wahai Musa, ia telah mencintaiku, ia ditinggal oleh seluruh
kekasihnya dan ia kembali pada kecintaan pada Ku dan bertobat, maka Aku
memuliakan semua para tamu Ku.
Allah swt berfirman :
“Manusia tidak tahu apa apa yg kusembunyikan dari hal hal yg sangat
menggembirakan mereka, balasan atas kebaikan mereka” (QS Assajdah)
wahai saudariku,
tersenyumlah untuk menjelang segala anugerah dan kebahagiaan dari Yang Maha
menyiapkan anugerah untuk membalas kesedihanmu ini.. (Sumber)