Pahala, musibah, penyakit, kegundahan hati sebagai penghapus dosa

Irfan Irawan

Pahala, Musibah, Penyakit, Kegundahan Hati Sebagai Penghapus Dosa


Allah swt juga berfirman : Sungguh amal pahala itu menghapus dosa dosa (QS Hud 114)maka musibah atas dosa di dunia, atau di alam barzakh, atau di akhirat, adalah bagi mereka yg belum bertobat atas dosanya pada Allah. 

ketahuilah tiada yg lebih mncintai kita melebihi Allah swt, hanya Dialah swt yg mengasuh kita dengan sabar mulai kita di alam rahim, lalu lahir dan mewakilkan kasih sayang Nya kepada ibunda kita, Dia swt terus mengasuh kita, jika dosa bertumpuk maka Dia swt menaruhkan penyucinya yaitu musibah, penyakit, gundah, dll yg kesemuanya itu penghapus dosa sebagaimana belasan hadits shahih riwayat Imam Bukhari dalam shahih nya dan Imam Muslim dalam shahihnya, bahwa semua musibah bahkan kegundahan hatipun merupakan penghapusan dosa.Lihatlah bagaimana Allah swt membayar semua kesedihan kita dengan penghapusan dosa, Dia tak menyisakan sesuatu yg tidak kita sukaipun kecuali diberi Nya ganti yg termahal, yaitu menghapus dosa, agar hamba Nya bisa menikmati sorga Nya yg abadi kelak.lalu Dia Allah swt melihat kita yg lemah dan malas malasan beribadah, maka Dia swt memanjakan kita dengan mengganjar setiap pahala menjadi 10 X lipatnya, dan setiap dosa hanya ditulis 1 dosa.


Lalu Dia Allah swt bersabar menahan diri dari kejahatan kita kepada Nya, Dia Allah swt terus mengharap cinta kita yg tak kunjung datang pada Nya swt..

ketika seorang hamba shalat lalu dalam shalatnya ia berpaling/melirik sesuatu, maka Allah swt berkata : “kau palingkan pada siapa pandanganmu wahai hamba Ku..?,

demikian cemburunya Allah swt kepada kita, Dia Allah swt terus bersabar pada perbuatan kita yg tidak pernah perduli pada perasaan Nya, dan tak pernah mau merindukan Nya,

Rasul saw bersabda : Tiada yg lebih sabar dan baik dari Allah, difitnah, didustakan, dan dikatakan mempunyai anak, namun Dia swt masih memberi rizki dan tidak merenggut anugerah Nya pada mereka,

hingga ketika datang hari kiamat, Allah menyeru hamba hamba Nya sebagaimna dijelaskan pada surat Al Infithar : “Wahai Hamba hamba Ku, apa yg membuat kaliang meninggalkan Tuhanmu yg Pemurah?, yg menciptamu dan memberi tubuh?…”

nah…, ketika seseorang mempunyai kebutuhan, yg tentunya tak ada artinya disisi Allah, maka sering Allah swt cemburu, mengapa hamba Ku tak ingin dekat pada Ku?, mengapa hamba Ku tak meminta agar didekatkan pada Ku?, maka ketika sangat dahsyatnya hamba Nya memaksa dan meminta dengan shalat hajat dlsb, maka Allah swt semakin tak ingin memberi, seakan akan berkata : “betapa hebatnya semangat dan cintamu pada hajatmu itu, dan teruslah kau tak terlintas untuk menjawab cinta Ku..?, (Sumber)

musibah musibah adalah merupakan rahmat Nya swt, sebagaimana sabda nabi saw bahwa setiap musibah bagi ummat beliau saw adalah penghapusan dosa, maka bertanya Aisyah ra : “wahai Rasulullah.., jika semua musibah adalah menghapus dosa, apakah seorang tertusuk duri juga ada penghapusan dosanya?, maka rasul saw menjawab : Betul, bahkan kegundahan hati pun merupakan penghapusan dosa. (shahih Bukhari)saudariku, tenanglah, sungguh kehidupan ini sementara, tak ada musibah yg abadi, dan tak ada kenikmatan dunia yg abadi pula.sungguh Allah membayar setiap kesusahan dg limpahan anugerah berlipat ganda, sebagaimana sabda Nabi saw : “Barangsiapa yg wafat 3 anaknya, maka Allah haramkan orang tuanya dari neraka”, maka para nisa bertanya : bagaimana kalau dua?, maka Rasul saw menjawab : “bahkan dua pun demikian”, (Shahih Bukhari).
maka jelaslah sudah bagaimana Allah tak membiarkan kesedihan yg menimpa hamba Nya lewat begitu saja, namun duka mereka diganjar dg anugerah anugerah agung..

tiada artinya kesedihan ditinggal wafat dua orang anak, dibanding kebahagiaan tiada tara nan abadi.

demikian pula kesedihan kesedihan lainnya.. dan Allah itu sangat dekat pada hamba hamba Nya yg sedang dalam kesedihan dan duka.

saudariku, larilah kepada Allah..

diriwayatkan bahwa seorang pendosa yg diusir dari kampungnya di masa Nabi Musa as, maka ia dibuang ke padang tandus seorang diri, dimusuhi oleh seluruh keluarga dan temanya..

ia roboh dan menangis kepada Allah dan berdoa : “Wahai Tuhanku, aku sudah dipisahkan dari seluruh keluarga dan kekasih, bahkan anak anakku pun tak lagi mau mengakui aku sebagai ayahnya.., maka tinggallah Engkau wahai Tuhanku.. jangan tinggalkan aku.. aku bertobat dari segala dosa ini..

maka iapun wafat..

lalu Allah memerintahkan Musa as untuk keluar bersama seluruh masyarakat untuk menguburkan jenazahnya., dan Allah memuliakan hamba Nya itu dengan menjadikannya wali Allah, Musa as bertanya bahwa bukankah hamba itu hanya pendosa yg selalu bermaksiat?, maka Allah menjawab : wahai Musa, ia telah mencintaiku, ia ditinggal oleh seluruh kekasihnya dan ia kembali pada kecintaan pada Ku dan bertobat, maka Aku memuliakan semua para tamu Ku.

Allah swt berfirman : “Manusia tidak tahu apa apa yg kusembunyikan dari hal hal yg sangat menggembirakan mereka, balasan atas kebaikan mereka” (QS Assajdah)

wahai saudariku, tersenyumlah untuk menjelang segala anugerah dan kebahagiaan dari Yang Maha menyiapkan anugerah untuk membalas kesedihanmu ini.. (Sumber)