Di kota Madinah, ada banyak
tempat yang memiliki fadhilah (keutamaan) apabila seseorang melakukan ibadah di
tempat itu. Di antara tempat-tempat tersebut adalah Raudhah Nabi SAW. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika ada ribuan, bahkan jutaan orang berusaha
untuk melakukan ibadah di sana.
Sebenarnya, apakah Raudhah
itu? Keistimewaan apa saja yang dimilikinya, sehingga orang-orang
berbondong-bondong untuk mendatangi dan beribadah di tempat itu?
Secara bahasa “raudhah”
berarti kebun atau taman. Sedangkan yang dimaksud Raudhah di sini adalah suatu
tempat yang berada di antara mimbar dan makam Muhammad SAW. Tempat ini selalu
digunakan oleh Nabi SAW untuk melakukan shalat sampai akhir hayat beliau. Nabi
SAW bersabda :
“Dari Abi Sa’id al-Khurdri
ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tempat di antara kubur dan mimbarku ini
adalah Raudhah (kebun) di antara beberapa kebun surga”. (Musnad Ahmad bin
Hanbal)
Karena tempat ini sangat
istimewa, maka seorang di sunnahkan untuk selalu beribadah dan shalat di
Raudhah Nabi SAW ini. Disebutkan, seorang muslim yang sedang berziarah ke Madinah,
selama dia berada di Madinah, seyogyanya selalu melaksanakan shalat lima waktu
di masjid Nabi SAW dan berniat i’tikaf setiap dia memasuki masjid Nabi SAW.
Dia juga dianjurkan untuk
mendatangi Raudhah guna memperbanyak shalat dan do’a di sana karena ada hadits
yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari Rasulullah SAW, bahwa
beliau bersabda, “Tempat yang diantara kuburku dan mimbarku ini adalah Raudhah
(kebun) diantara beberapa kebun surga”. Seseoarang juga dianjurkan untuk
berdo’a di depan mimbar Nabi SAW. Sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Mimbarku ini
berada di atas telagaku.” (al-Hajj wa al-‘Umrah Fiqhuh wa Asraruh, 237)
Dengan redaksi yang
berbeda, al-Imam ar-Rabbani Yahya bin Syarf al-Nawawi dalam kitabnya Kitab
al-Idhah fi Manasik al-Hajj menjelaskan, dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari
Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW bersabda, “Mimbarku ini berada di atas
telagaku”. Imam al-Khathabi berkata, “Maksud hadist di atas adalah bahwa ‘orang
yang selalu istiqamah melaksanakan ibadah di depan mimbarku, maka kelak di hari
kiamat, ia akan minum air dari telagaku‘ ”. (al-Idhah fi Manasik al-Hajj wal
‘Umrah, 456)
Menjadi jelaslah sekarang
bahwa kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di Raudhah Nabi SAW. Karena
tempat itu memiliki keutamaan yang sangat besar. Namun jangan sampai karena
memperebutkan keutamaan ini, kita sampai mengganggu atau menghilangkan hak-hak
atau bahkan menyakiti orang lain.
KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren
Nurul Islam, Rais Syuriyah PCNU Jember