Mengenal Reverse Polarity pada Voice (PSTN)

Irfan Irawan
0
Case ini berawal email pelanggan 


"jika kami melakukan conference call dari extension di PABX melalui nomor PSTN di ANZ Tower maka setelah call nya selesai status di trunk PSTN tersebut masih sibuk.

Menurut vendor PABX kami agar status di trunknya tidak menggantung setelah conference callnya selesai maka di sisi Telkom harus di setting reverse polarity"


Sebenarnya secara default fitur ini diluar dari Qos yang dijaminkan Telkom.  


Apa itu Reverse Polarity?


Untuk menentukan durasi dari suatu percakapan telepon yang dilakukan, perlu dilakukan pendeteksian awal dari percakapan itu sendiri. Pendeteksian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan perubahan sinyal nada panggil. Pada pesawat telepon yang telah memanggil nomor tujuan,
akan terdengar nada panggil (ringback tone).


Nada panggil merupakan sinyal dengan frekuensi 425Hz, dan sewaktu nada ini terdengar berarti pesawat telepon tujuan belum terangkat dan sedang berdering. Nada panggil memiliki perbandingan sinyal untuk nyala dan mati, satu detik berbanding tiga detik sampai empat detik.


Bila perbandingan ini telah melebihi angka tersebut, maka hal ini dapat ditentukan sebagai awal dari suatu percakapan. Sewaktu pesawat telepon pada nomor tujuan menjawab, pada umumnya akan terdengar suara sapaan dari pihak lawan bicara. Suara jawaban ini adalah cara kedua yang dapat digunakan sebagai tanda dari awal suatu percakapan. Pada perkembangannya, untuk menunjang kelancaran dan keakuratan dalam mendeteksi awal dari suatu percakapan, Sentra Telepon Otomat (STO) akan memberikan sinyal sebagai pemberitahuan awal dari suatu percakapan. STO merupakan sentral pengatur dan pengendali dari jaringan pesawat telepon.


Ada dua macam sinyal yang digunakan di negara kita, yaitu injeksi sinyal 16 KHz dan pembalikan polaritas (reverse polarity). Kedua jenis sinyal terakhir ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi awal percakapan. Pada kenyataannya, hanya sebagian STO saja yang dapat menyediakan kedua sinyal tersebut. Sehingga untuk pendeteksian tanpa sinyal dapat digunakan dengan menganalisa nada panggil ataupun dengan mendeteksi suara.


Dengan demikian, ada empat macam sinyal yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal dari suatu percakapan yaitu nada panggil, suara manusia, injeksi sinyal 16 KHz dan reverse polarity . Sinyal-sinyal ini disebut sinyal pandu atau lebih dikenal dengan cashing signal.


Dengan pendeteksian secara otomatis untuk mengetahui akan adanya salah satu dari empat macam sinyal tersebut, maka kinerja dari PDPT akan lebih efektif dan efisien. Karena dengan metode ini tidak diperlukan lagi pendefinisian apakah saluran telepon tersebut memiliki injeksi sinyal 16 KHz atau reverse polarity ataupun tidak memiliki sama sekali. Dengan demikian tingkat keberhasilan pendeteksian awal percakapan telepon semakin tinggi sehingga perhitungan durasi percakapan telepon semakin akurat.


Berdasarkan hal-hal di atas, timbullah suatu permasalahan dalam membuat perangkat wartel yang tidak menggunakan komputer dalam mencetak perincian biaya serta menggunakan keempat macam sinyal di atas sebagai pendeteksi awal percakapan. Perangkat Pencatat Data Percakapan Telepon (PDPT) tersebut berfungsi untuk melakukan perhitungan biaya yang harus dibayar oleh pengguna. Dimana perhitungan biaya ini tergantung dari jauh dekatnya nomor tujuan, waktu serta lama percakapan. Perangkat PDPT yang efisien adalah yang tidak memerlukan daya yang besar dalam pengoperasiannya dan juga handal dalam mendeteksi sinyal-sinyal yang digunakan untuk menentukan besar dari biaya percakapan ini.

<<Sumber>>

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)