Kitab Jami' Ashoghir Imam Nawawi - Ponpes al Khairiyyah Cirebon - al Habib Miqdad Baharun, Jangan tertipu Dunia

Irfan Irawan
kitab jami' as shoghir

- manusia sering lupa ketika diberi nikmat, yang jelas allah pengen uji manusia dengan ayatnya : "fannadziru kaifa ta'maluun" >> Aku uji, apa saja yang mereka (mansia) kerjakan, sebelumnya allah jadikan manusia sebagai khalifah (mengatur) dunia.
- dunia itu indah dipandang dan dirasakan
- al kayyisu mandana nafsahu wal 'amila lima ba'dal maut >> orang cerdas adalah yg selalu koreksi diri dan beramal bagi akhiratnya
- ad dunya mata'ul ghuruur >> dunia itu kesenangan yang menipu >> fattakuddunya (hindari dunia) artinya jangan jadikan dunia sebagai tujuan utama hidup
- ad dunya darul mamar >> dunia itu seperti tempat transit
- oleh sebab itu Rasulullah saw mengajarkan kepada kita doa : "la taj'aluddunyaakbaro hammina, walaa mablagho 'ilmina >> Ya allah jangan jadikan dunia beban pikiran hati kami, dan jangan jadikan dunia tujuan utama hidup kami"
- fainnaka awalil fitnati libani isroil, annisa >> awal fitnah bani isroil adalah wanita (Imam an Nawawi)

 [ASBABUL NUZUL ALBAQOROH]
Di zaman nabi Musa AS hiduplah seorang kaya raya yang semakin tua malah semakin segar bugar, dia mempunyai misan yang miskin. Karena merasa di tunggu wafat si juragan tidak kunjung wafat, maka si miskin insiatif jahat untuk membunuh si kaya (agar mendapatkan warisannya). Dibubuhlah si kaya dan jasadnya di buang ke kampung sebelah untuk menghilangkan jejak. Kontan pagi harinya kampung sebelah geger dengan jasad yang tidak di kenal itu, tentunya mereka tidak mau di tuduh, setelah diselidiki ternyata si mayit adalah warga sebelah (tempat si miskin). Untuk mencari solusi biasa mereka mengadu ke nabi Musa AS agar disolusikan. Setelah Nabi Musa AS bermunajat ke Allah untuk meminta wahyu, turunlah ayat untuk pembuktiannya kaum isroil diharuskan berkurban dengan sapi betina, bani isroil bertanya perihal spesifikasi sapi, dan dijelaskan oleh Allah diwahyukan ke nabi Musa AS, yaitu sapi yang tidak tua dan tidak muda (sedang), bani Isroil bertanya lagi, lebih spesifik lagi wahai Musa? apakah warna sapi nya, apakah sapi pekerja atau tidak dan sederet pertanyaan lainnya. kemudian Allah jawab di wahyukan ke Nabi Musa AS bahwa warna sapinya kuning keemasan, tidak pernah bekerja (membajak, sebagai tunggangan). Setelah informasi komplit di dapat, bani isroil menjawab "INSYALLAH kami dapatkan". berangkatlah mereka mencari itu sapi.

Sekenario dari Allah tentunya sudah dirancang seindah mungkin, jauh di pinggiran desa dekat dengan hutan hiduplah keluarga sederhana yang mempunyai anak kecil, keluarga itu sangat taat beribadah, harta yang mereka punya adalah gubuk kecil dan sapi kecil. Sebelum si ayah meninggal dunia ia menitipkan sapi peliharaanya itu di hutan belantara (hakikatnya di titipkan ke Allah, ia sambil berucap  wahai Tuhan Musa, saya titipkan sapi ini). ketika pulang ditanya oleh sang istri dimana sapi dititipkan? ia jawab saya titipkan di penitipan yang paling aman, gratis dan tidak mungkin hilang. setelah beberapa saat sang ayah wafat  tinggallah anak yang mulai beranjak dewasa, dan si ibu yang sudah mulai renta, si pemuda ini sangat berbakti kepada sang ibu dimana 1/3 waktunya untuk dirinya, 1/3 untuk ibunya, 1/3 untuk ibadah. begitupun ketika ia mendapat rizki dari upah mencari kayu yang dijual di pasar, 1/3 untuk dirinya 1/3 untuk ibunya dan 1/3 untuk berinfak. Subhanallah, setelah waktu berjalan, sang ibu teringat ada harta sapi yang dititipkan di hutan. seketika si ibu meminta sang anak untuk mengambilnya, dimanakah wahai ibu saya harus ambil sapi itu dan apakah cirinya? dijawab sang ibu :"ada di hutan sana, sapimu sangat bagus jika kena cahaya seperti kuning keemasan, lain dari yang lain. ketika itu pemuda mencari sapi dan berdoa memanggil si sapi, atas kuasa allah, sapi keluar dari gerombolan dan dengan jinaknya bisa diambil sang pemuda. kemudian ia pulang ke rumah menemui ibu, keesokan harinya disuruhlah untuk menjual sapi ke pasar, dengan suatu syarat semua tawar menawar harus dilaporka ke ibunda. pemuda menjalankan titah ibunda bahwa sapi itu hanya bolkeh dijual dengan 3 dinar emas, ditengah jalan diujilah sang pemuda oleh malaikat (yang menyamar manusia) menawar sapi itu dengan harga tinggi 6 dinar. namun si pemuda sangat taat, setiap tawaran dilaporkan ke ibundanya, tawaran pertama diterima, yaudah tidak apa kata si ibu, kembalilah menemui si penawar tadi, tapi malah ia menaikan tawarannya, saya tidak mau 6 dinar, saya kasih 12 dinar kepadamu mau? asalkan kamu tidak usah bilang ibu jumlahnya segitu, tidak saya tidak berani kata pemuda, ia kembali pulang ke ibunda dan menayakan penawaran itu, wahai anakku, kata si ibu, ketahuilah dia itu malaikat yang hendak mengujimu, tanyakan balik kepada mereka apakah sapi ini boleh dijual? dijual dengan harga berapa? kembali menemui orang itu, sapi ini boleh dijual minimal kalau seberat kepala sapi ini adalah emas, itulah nilainya. kemudian si pemuda melanjutkan perjalanan ke pasar. yang kebetulan saat itu Bani Isroil sedang mencari sapi model itu, naaaah,, itu dia sapi yang kita cari kata serombongan. berapa engkau jual sapi ini anak muda? saya akan jual sapi ini asalkan seberat sapi ini anda bayarkan emas, ditawar bani isroil seberat kepala gimana?, pemuda tidak mau, (kerena takut azab jika melanggar perintah Nabi Musa) dibayarkanllah seberat sapi itu emas.

Setelah itu sipemuda pulang ke rumah membawa seberat emas tadi, dan dengan simpel nya si ibu berkata, kamu sekarang menjadi orang kaya raya nak, berkat engkau berbakti kepada ibu mu yang renta ini. di sisi lain rombongan bani isroil mendatangi nabi Musa dengan membawa hasil sapi tadi, dengan bangga nya mereka "siapa dulu,, kami.. (itu adalah sifat egois dan bawaan)". Oke kata nabi Musa, sini bawa kemari sapi itu, sembeleh lah, "Apaa?. kata mereka,, ini seharga berat sapi kami bayar emas, mau di potong" Namun akhirnya dipotong juga, kemudian diambillah dari lidah sapi tadi sedikit lalu di tempelkan ke mulut si Mayit tadi, dan langsung spontan dengan izin Allah mayat tadi bangkit, dan ditanya nabi Musa, siapa yang membunuhmu?.. lalu mayit menunjuk ke arah misan dia "dia.." lalu mati lagi, terungkaplah siapa pembunuh sebenarnya, dan pelaku dihukung berat dan tentunya semua warisannya disita (syariat nabi Musa, yang membunuh tidak dapat waris). setelah ditelusuri ditanya oleh nabi Musa, kenapa kamu membunuh. Ternyata muaranya adalah WANITA, si kaya dan si miskin sama sama menyukai wanita, merasa kalah segalanya, si miskin gelap hati dan akhirnya dibunuhlah si kaya.

{bersambung} Untuk selengkapnya bisa didengarkan di rekaman saya

kitab jami' ashoghir imam nawawi - ponpes al khairiyyah cirebon - al habib miqdad baharun, jangan tertipu dunia.mp3