Topologi DWDM Point-to-point
Selasa, Januari 29, 2013
0
Topologi Point-to-point sebagian besar digunakan untuk long-haul transport yang membutuhkan kecepatan tinggi berkisar 10-40 GB/s, sejumlah bandwidth berkecepata tinggi tersebut bisa berkisar terabits per second, disamping juga ketepatan sinyal tinggi, stabilitas layanan yang mumpuni, dan cepat proses restorasinya jika ada kendala teknis. Jarak antara transmitter dan receiver bisa berkisar beberapa ratus kilometer dan posisi amplifiers diantara dua end point nya berkisar kurang dari 10 kilometer sesuai pertimbangan power lossdan distorsi sinyal. Topologi Point-to-point dengan add-drop multiplexing menjadikan system bisa mengurangi atau menambah kanal selama masih dalam jalurnya. Jumlah kanal, kanal spacing, jenis fiber, metode mudulasi sinyal, dan pemilihan tipe komponen semuanya merupakan parameter yang penting dalam perhitungan power budget.
Dalam DWDM, setiap kanal dibawa melalui wavelength spesifik tertentu yang disebut "optical channel". Berbeda kanal bisa saja membawa data yang berbeda semisal voice, data, video, dan data packets dalam bit rate yang berbeda. Transmitter-receiver pada jalur optik mempunya beberapa komponen optik, yaitu : fiber, optical amplifier, OADM, optical filter, coupler, laser source, modulator dan receiver. Setiap mereka mempunyai pengaruh karakteristik sinyal tersendiri. Tampilan end-to-end sederhana dari DWDM sistem point-to-point sudah termasuk di dalamnya juga laser, optical multiplexer, demultiplexer, fiber, optical amplifier (OA), dan sebuah optical add-drop multiplexer seperti pada gambar.