Melanjutkan Mukodimah/Pembukaan bahasan Fiqih tentang Perbedaan Darah Haidh dan Darah Istihadhoh . Kali ini saya akan membahas tuntas apa itu Darah Istihadhoh atau darah kotor, darah penyakit, darah bukan haidh yang sering muncul dan membingungkan wanita muslimah. Masih dalam kajian kitab Sabilal Muhtadin.
Pada Masa Istihadhoh
"Dan jika putus masa haidh nya dengan datang masa istihadhoh, dengan ciri diluar dari kebiasaan keluar darah hadihnya (misalkan tiap bulan biasa keluar darah haid merah kehitaman 7 hari, maka dihari ke 8 masih keluar darah, yang warnanya tidak merah kehitaman), maka selain itu dihukumi istihadhoh, wajib baginya bersuci mandi wajib, dan syarat lainnya adalah satu kali wudhu untuk sekali sholat fardu dengan terlebih dahulu selalu membersihkan farj (vaginanya) dan kemudian dibalut dengan pembalut, kemudian sholat"
"Ada kasus dimana wanita ragu, apakah dhuhur sudah masuk suci dikarenakan darah istihadhoh, atau pas ashar, maka jika sudah mau masuk waktu ashar ia yakin darah sudah berhenti maka putuskanlah/yakinkanlah niat istihadhoh dengan mandi, wudhu, berishkan, dan lalukan qodho sholat dzuhurnya."
Perbedaan Madzi dan Wadi
"Madzi sifatnya lebih kental, sedangkan wadi sifatn warnanya kekuningan dan sedikit berbau, jika terjadi demikian maka sama hukumnya dengan Istihadhoh, wudhu nya 1x berlaku sekali sholat fardu. Bagaimana hukum onani/sejenisnya ? maka wajib mandi junub. Sedangkan keluarnya air madzi/wadi tersebut tidaklah mesti harus disertai kemaluan yang tegang, jika di dalam sholat cairan tersebut keluar maka sholatnya tidak sah, wajib bersihkan ulang, wudhu dan lakukan solat. Ada kondisi lainnya bagaimana jika dalam kondisi berdiri cairan tersebut keluar terus (biasanya memasuki masa tua, kondisi beberapa orang) maka wajib baginya sholat dalam keadaan duduk"
"Orang yang biasa keluar mani wajib mandi dari tiap-tiap fardu, kondisi tersebut bisa juga kejadian pada saat manupouse/tua dimana kecing campur dengan mani warnanya keruh dengan bau yang khas"
"Jika ada luka darah/nanah sering keluar, maka dihukumkan seperti Istihadhoh (wudhu berlaku sekali sholat fardu, bersihkan, ambil wudhu, baru sholat)"
Fasal Hukum Mustahadhoh (wanita yang jelas dalam masa haidh)
- Umur minimal 9 tahun hitingan Hijriyah lebih satu hari
- Paling minimal haidh adalah sehari semalam, 24 jam
- Jika pertama kali haidh, dilihatlah kondisi warna darahnya misalkan 5 hari merah kehitaman, 4 hari merah (inilah darah haidh), sedangkan sisanya yang kekuningan dihukumi Istihadhoh/bukan haidh
- Perhatikan saat mandi junub. Sela-sela pantat agar bisa diguyur air juga (meratakan air ke seluruh tubuh) dengan cara agak jongkok, jangan sisakan selembar rambutpun yang tidak tersentuh air, (tidak mesti harus dengan keramas juga)
- Ingat batasan maksimal haidh adalah 15 hari 15 malam, jika darah keluar lebih dari itu meskitpun di hari ke 16 masih ada darah merah, darah tersebut dihukumi darah Istihadhoh
- Haidh tidak menentu, perhatikanlah masa haidh nya apakah ada waktu putus (sehari semalam tidak keluar darah), langkah pertama lihat adatnya (kebiasaan haidh bulan sebelum-sebelumnya), jika misalkan haidh 5 hari kemudian putus dihari keenam sehari semalam, kemudian dihari ketujuh muncul darah lagi, lihatlah warna darahnya, apakah warna darah lebih kuat (merah kehitaman), atau darah kuat (merah), atau darah lemah, jika keluar darah nya darah lemah (merah kekuningan), darah lebih lemah (kuning), darah paling lemah (kuning keruh), maka merah kekuningan sampai kuning keruh itu darah istihadhoh jika sudah lebih dari 15 hari.
- Dengan melihat darah masa haid wajib atasnya tidak sholat, puasa, berhubungan suami istri, membaca quran (namun jika dibaca dengan niat dzikir boleh asalkan dalam hati), masuk masjid (namun lewat dekat masjid, atau di halaman masjid masih boleh)
- Jika putus darah haid nya itu lebih dari sehari-semalam, maka wajib qodho puasa/sholatnya.
- Berikut bagan nya untuk mempermudah
-
1) Permulaan HaidCatatanWaktu permulaan datangnya HaidSholat yang wajib di qada’Sekiranya belum menunaikan Sholat ketika datangnya haid· Subuh· Subuh· Zuhur· Zuhur· Asar· Asar· Maghrib· Maghrib· Isya· Isya2) Di akhir haidCatatanWaktu Putus haid (maksudnya waktu haid sudah kering)Wajib sholatWajib qada’ SholatSekiranya dia (muslimah) hanya memeriksa pada awal tiap-tiap waktu SholatSubuhIsya, MaghribZuhur-AsarZuhurMaghribZuhur, asarIsyaMaghrib
CATATAN & PENJELASAN
- Jika ia memeriksa waktu putus haidnya di dalam waktu subuh, dan di dapati telah kering, maka wajib baginya..
- Mandi wajib dan sholat subuh
- Qada solat isyak kerana ia mungkin putus (kering darah) dalam waktu isya
- Qada; sholat maghrib sekali kerana jika haidnya kering pada waktu Isya, maka wajib sholat Isya dan Qada' sholat maghrib dan dari kerena sholat Isya dan maghrib boleh di himpun - Jika masih dalam jangkauan 15 hari, misalkan dihari ke 7 putus, di cek kembali ada darah mera di hari ke sembilan maka dihitung darah haidh, atau kembalikan lagi dengan adat kebiasaannya
- Bulan kedua dan seterusnya mengikuti kebiasaan haidh bulan pertama
- Apabila mustahadhoh adakalanya membedakan sifat darah dan kebiasaan haidhnya, namun lupa kapan mulai haidnya?bagaimana?, Jika baru haidh identik dengan darah hitam kemerahan (darah haid) sedangkan merah kekuningan sifatnya istihadhoh, asalkan jika lebih dari 15 hari. Jika muncul darah nya sehari merah, sehari hitam, hitung paling banyak keluar darah nya selama waktu itu yang mana, misalkan paling banyak muncul hitam, maka darah kehitaman itu haid, sisanya istihadhoh, namun kondisi ini sangat jarang ditemui oleh wanita
- Pas ditanah suci, dalam kondisi wikuf keluar darah haid? bagaimana hajinya? jawabannya hajinya SAH,
- Kena DAM (potong kambing) atau sampai di Indonesia puasa 3 hari jika saat towaf dihitungan ketiga (belum 7x putaran) keluar darah haidh, langsung keluar dari sana dan berhenti towaf.
- Jangan takut-takuti orang jika orang tersebut tidak mengetahui ilmunya, insyallah Hajinya Sah